Model kepemimpinan yang berorientasi pada pemberdayaan, di mana
karyawan diberi kebebasan berpikir dan bertindak, selama ini sering
dianggap lebih efektif. Dibandingkan, dengan tipe kepemimpinan
tradisional yang bersifat mengatur dan memerintah. Tapi, menurut sebuah
tim peneliti di Amerika, pemberdayaan ternyata tidak selalu tepat.
Dalam situasi tertentu –yakni dalam situasi bisnis kewirausahaan yang
berkembang pesat- kepemimpinan bergaya komando justru bisa lebih
efektif. Demikian pendapat Dr. Keith M. Hmieleski dan Dr. Michael D.
Ensley dari Neeley School of Business pada Texas Christian University.
“Gaya kepemimpinan yang bersifat memberi pemberdayaan apalagi tanpa
monotoring dan kontrol yang konsisten dirasakan semakin tidak cocok
dengan adanya petualangan-pertualangan baru dengan tim yang anggotanya
beragam, dalam lingkungan-lingkungan yang dinamis,” kata Dr Hmieleski
yang menjabat sebagai asisten profesor jurusan manajemen tersebut.
Hmieleski dan tim pendukungnya dari Rensselaer Polytechnic Institute
di Troy, New York menjelaskan kenapa bisa demikian. Menurut mereka, hal
itu karena orang dengan beragam latar belakang, pola pikir dan perilaku
yang berbeda, membutuhkan waktu lama untuk mencapai konsensus atas
tujuan bersama dalam lingkungan bisnis yang menghendaki aksi cepat,
apalagi ada agenda-agenda pribadi untuk menonjolkan diri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar